Ragam Komentar Usai Polemik Ijazah Jokowi Disinggung Megawati

Ragam Komentar – Megawati Soekarnoputri, sosok yang tak asing dalam pentas kekuasaan negeri ini, kembali melemparkan bom politik yang mengguncang ruang publik. Dalam sebuah pernyataan yang mengundang reaksi beruntun, Megawati menyinggung polemik lama yang sempat tenggelam—soal ijazah Presiden Joko Widodo. Sebuah isu yang dulu sempat ramai, namun kemudian perlahan meredup, kini kembali di sulut api kontroversi oleh sang Ketua Umum PDIP sendiri.

Dalam pidatonya yang sarat nada sinis dan kritis, Megawati menyentil isu ijazah Jokowi secara implisit, namun cukup tajam untuk membuat para pengamat, pendukung, hingga lawan politik menoleh. Kalimat Megawati memang tak frontal, tetapi cukup provokatif untuk membangunkan kembali polemik yang belum sepenuhnya tuntas di benak bonus new member 100.

Respons PDIP: Antara Membela dan Menenangkan

Kubu internal PDIP pun tampak terpecah dalam merespons pernyataan ini. Sebagian kader mencoba meluruskan dan menenangkan suasana. Mereka menyebut bahwa Megawati hanya bermaksud menyindir banyaknya hoaks dan fitnah yang menghantam partainya, termasuk pada masa Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden.

Namun tidak sedikit juga yang membaca sindiran Megawati sebagai bentuk kekecewaan atas manuver politik Jokowi belakangan ini, khususnya menjelang akhir masa jabatannya. Hubungan yang dulu tampak mesra kini mulai retak—setidaknya di mata publik—dan komentar soal ijazah ini hanya menjadi pemantik dari api yang lebih besar.

Netizen Mengamuk: Medsos Jadi Medan Tempur

Di media sosial, pernyataan Megawati meledak seperti granat yang di lempar ke tengah kerumunan. Ribuan komentar bermunculan. Para pendukung Jokowi membela mati-matian, menegaskan bahwa semua dokumen pendidikan Jokowi sudah terbukti athena168 dan tidak ada yang perlu di pertanyakan lagi. Mereka menuding Megawati sebagai tokoh yang sakit hati karena kehilangan kontrol politik atas mantan “anak emasnya”.

Sebaliknya, para pengkritik Jokowi kembali mendapat amunisi untuk mempertanyakan hal-hal yang selama ini di anggap sensitif. Forum-forum daring kembali ramai dengan spekulasi lama. Narasi tentang ketidaksesuaian data, hingga teori konspirasi tentang latar belakang pendidikan Jokowi, kembali muncul bagaikan hantu yang tak pernah benar-benar mati.

Para Pengamat Angkat Bicara

Tak butuh waktu lama, para pengamat politik turut menyuarakan analisis mereka. Beberapa menilai ini adalah bentuk komunikasi politik Megawati yang cerdas, meskipun kontroversial. Dengan menyentil isu lama yang sudah menurun tensinya, ia berhasil menggeser perhatian publik dari isu-isu panas lain—termasuk kekalahan PDIP di berbagai daerah saat Pemilu terakhir.

Namun ada juga yang melihat ini sebagai blunder politik yang justru bisa memperdalam jurang antara Megawati dan Jokowi. Menyentuh topik sensitif seperti ijazah presiden di anggap tidak strategis, apalagi mengingat Jokowi masih menjabat dan memiliki pengaruh besar dalam politik nasional.

Arah Politik PDIP: Mencari Jati Diri Baru?

Dalam lanskap politik yang semakin liar menjelang transisi slot resmi, PDIP tampaknya sedang mencari pijakan baru. Megawati, dengan segala warisan politik dan emosinya, tampak belum rela melepas kendali atas jalannya sejarah partai. Maka sindiran seperti ini bukan sekadar guyonan politik, tapi sinyal keras bahwa arah politik PDIP ke depan akan di penuhi turbulensi dan perubahan besar.

Apalagi setelah muncul sinyal-sinyal bahwa PDIP mulai merapat ke poros oposisi. Pernyataan soal ijazah ini bisa di baca sebagai bagian dari upaya membangun ulang narasi partai sebagai kekuatan kritis terhadap pemerintah, bahkan jika pemerintah itu di bentuk oleh sosok yang dulunya mereka usung sendiri.

Rakyat Bingung, Elit Sibuk Bertengkar

Di tengah semua kegaduhan ini, publik kembali menjadi penonton dalam sandiwara politik yang seolah tak pernah selesai. Mereka yang awalnya percaya isu ijazah adalah karangan, kini kembali di landa keraguan. Mereka yang dulu mendukung Jokowi dan PDIP bersatu, kini mulai bertanya-tanya: siapa sebenarnya yang sedang memainkan permainan ini?

Dan Megawati, dengan satu kalimat, berhasil membuat panggung politik kembali menyala.